Perkembangan dunia bisnis di era modern menuntut perusahaan untuk meningkatkan perhatian dan tanggung jawab kepada lingkungan sosial. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian ESDM menerbitkan Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2020 yang merupakan perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa PPM adalah upaya dalam rangka mendorong peningkatan perekonomian, pendidikan, sosial, budaya, kesehatan dan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang, baik secara individual maupun kolektif agar tingkat kehidupan masyarakat sekitar tambang menjadi lebih baik dan mandiri. Disamping itu, adanya Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 pasal 57 ayat 2 yangmewajibkan perusahaan pemegang IUP Operasi dan IUPK wajib menyusun Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM) selama masa operasi produksi sampai dengan program pasca tambang. Kebijakan tersebut menjadi pedoman dan acuan dalam menyusun Rencana Induk program strategis pemberdayaan dan pengembangan masyarakat lingkungan sekitar tambang, dengan mempertimbangkan dua kepentingan.
Rencana Induk ini disusun dengan mempertimbangkan dua kepentingan. Pertama, untuk memenuhi kewajiban hukum terhadap pemangku kepentingan, selaras dengan pemenuhan ketentuan UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Menteri ESDM No. 25 Tahun 2018, Peaturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018, Keputusan Menteri ESDM No. 1824/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang memuat Pedoman Penyusunan Blue Print Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Kedua, sebagai upaya perusahaan untuk menyelaraskan tanggung jawab sosialnya sebagaimana tertuang dalam sejumlah regulasi tersebut.
Pelatihan ini didesain untuk memenuhi kompetensi sebagai berikut:
Materi pelatihan sebagai berikut:
Fasilitas :souvenir dan sertifikat pelatihan
Dll